Arsitektur
Vernakular
Menurut Amos Rapoport
(1969) dalam buku
House Form and
Culture
,
arsitektur vernakular adalah suatu karya arsitektur yang tumbuh dari arsitektur
rakyat dengan segala macam tradisi dan
mengoptimalkan atau memanfaatkan potensi-potensi lokal seperti material,
teknologi, dan pengetahuan. Groth (1999)
mengatakan bahwa bangunan vernakular adalah bangunan biasa. Groth
menggambarkan arsitektur vernakular sebagai studi arsitektur yang polos, dengan
kasta rendah, biaya rendah, atau yang dibangun oleh kelompok tradisional yang
menggunakan budaya setempat yang abadi dan tidak berubah. Dapat disimpulkan
bahwa arsitektur vernakular adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang dari
arsitektur rakyat, yang lahir dari masyarakat etnik dan berakar pada
tradisi etnik. Arsitektur vernakular didasarkan pada
local knowledge, local
material
, yang erat dengan
elemen yang berbau mitos, berdasarkan cara hidup dan kepercayaan masyarakat
setempat. Arsitektur vernakular dibangun oleh warga setempat berdasarkan
pengalaman, merupakan jawaban atas seting
lingkungan tempat bangunan tersebut berada. Arsitektur vernakular
tidak hanya berupa produk tetapi juga proses, lebih kepada konsep dari pada
materi. Menurut Amos Rapoport (1969) bentuk atau model vernakular dipengaruhi
oleh enam faktor yang disebut dengan
modifying factor
, yaitu, faktor bahan,
faktor kontruksi, faktor teknologi, faktor iklim, faktor lahan, dan faktor sosial-budaya.Paul
Oliver (1987) mengatakan prinsip-prinsip arsitektur vernakular terdiri atas 11
prinsip, yaitu;
(1) shelter of
the nomads,
(2) rural settlement,
(3) types and
processes,
(4) built from the
ground,
(5) resources that
grow,
(6) coping with
climate,
(7) living spaces,
(8) values,
symbols, and meanings,
(9) decorated
dwellings,
(10) village, town,
and city,
(11) housing the
homeless.
Arsitektur vernakular
yang benar adalah tidak mengacu pada hal lain dari budaya, tetapi cenderung
berkembang mengadopsi regional dan mewujudkan budaya setempat. Sedangkan terdapat beberapa karakterisasi
arsitektur vernakular, yaitu bentuk keseharian akrab dengan daerah
tertentu dari populasi, sering dibuat dengan bahan yang tersedia
disekitarnya untuk diaplikasi pada fungsi bangunan, Arsitektur vernakular
sering mengasumsikan suatu arti kepentingan dari kehidupan sehari-hari orang
biasa, dapat dikatakan tidak termasuk bangunan yang dirancang secara
professional.
Ventilasi alami adalah
proses penyediaan dan menghapus udara melalui ruang dalam ruangan tanpa
menggunakan sistem mekanik. Hal ini mengacu pada aliran udara luar untuk ruang
dalam ruangan sebagai akibat dari tekanan atau perbedaan suhu. Ventilasi
terjadi sebagai akibat dari gaya apung arah yang dihasilkan dari perbedaan suhu
antara interior dan eksterior.Udara mengalir dengan sendirinya dari
bagian-bagiannya yang bertekanan tinggi ke arah yang bertekanan rendah.
Perbedaan tekanan dapat mempengaruhi perbedaan suhu.
Dua
elemen pada desain bangunan yang harus mendapat perhatian adalah tata
pencahayaan dan penghawaan. Dua elemen ini sangat penting dilakukan
secara benar, dengan tujuan agar ruang-ruang di dalam bangunan mendapat
pencahayaan dan penghawaan alami cukup, agar memberi kenyamanan pemakai dalam
melakukan aktivitasnya. Ruang-ruang yang memiliki penghawaan dan pencahayaan
alami baik juga akan memiliki kelembaban udara cukup, sehingga kesehatan
lingkungan tetap terjaga. Selain itu, memiliki penghawaan dan pencahayaan alami
yang cukup berarti menghemat energi listrik yang diperlukan, karena tidak
tergantung pada pencahayaan dan penghawaan buatan.